Cerpen
Fantasy
Aphelion
Warna samudra telah menghiasi langit, bersahabat dengan hangatnya mentari. Tak jauh disebrang sana, terlihat sosok yang hangat. Berdiri di depan pintu memandang jendela luar, menunggu bel berdering. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, menunjukkan lubang manis di pipinya. Tak kenal siapa dia dan darimana dia berasal? Yang aku tahu hanya jarak ku dengannya, mungkinkah aku bisa dekat dengannya? Tak lama lagi dia pergi, mungkin pergi jauh dari tempat ini dan memulai kehidupan yang baru. Menghirup suasana baru, berpetualang menjelajahi dunia.
Seketika itu ditengah kesibukanku, aku teringat sosok itu lagi. Sesosok yang menghantuiku, selalu terngiang dipikiranku. Siapa dia? Pertanyaan itu selalu muncul di benakku. Apa hubungannya denganku? Apakah aku harus mencari tau tentangnya? Haruskah aku lakukan itu? Mencari sosok yang tak kukenal dan membiarkannya terus mengahantuiku. “Pluk”. Sesuatu telah menimpaku. Sakit? Itu pasti, tak kusangka penghapus papan itu melayang menimpaku. Ingin rasanya ku balut wajahku dengan kain hitam yang tak terlihat hingga berlapis lapis. Semua mata tertuju padaku, seperti ayam dikandang macan. Karna dia, berbagai moment telah terjadi, akhirnya kubertemu dengannya, ku kejar langkahnya perlahan, mengikuti arahnya, meskipun ku tak tau kemana dia akan pergi? “Kringg kringg” dering telpon ku berbunyi. Shit! Kemana dia pergi? Haruskah aku menunggunya lagi? Read the rest of this entry »
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.